Desain Industri Keju
Desain Industri Keju
I.
PENDAHULUAN
Keju
merupakan produk olahan susu yang sudah sangat populer, diperoleh dengan cara
menggumpalkan susu penuh (whole milk), susu skim atau campurannya menggunakan
rennet suatu jenis enzim yang terdapat dalam pertu hewan ruminansia muda.
Produk sejenis keju di Indonesia secara tradisonal sudah ada seperti dadih di
Sumatera. Jenis keju sangat bervariasi tergantung pada jenis starter yang digunakan.Keju
mempunyai umur simpan yang relatif lama sehingga pengolahan ini bisa menjadi
pilihan dalam mengatasi kelebihan produksi susu. Keju sudah diterima secara
luas dalam masyarakat, sehingga pemasaran produk ini tidak sulit.
Keju adalah suatu produk yang dihasilkan dengan
memisahkan zat–zat padat dalam susu melalui proses pengentalan atau koagulasi.
Tingkat permintaan keju di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal
tersebut dapat dilihat dari tingginya nilai impor keju yaitu dari tahun 2002 sebesar
4.062 ton keju sampai tahun 2011 mencapai 11.800 ton keju. Tentunya, pendirian
pabrik keju sangat realistis untuk dilaksanakan.
Menurut
FDA, keju adalah produk yang dibuat dengan cara mengkoagulasikan kasein susu,
susu krim atau susu yang kaya dengan krim. Koagulasi dapat dilakukan dengan
koagulasi garam, asam atau enzim, pemekatan atau kombinasinya (Zubaidah,
1998).Setelah dikoagulasi, curd (padatan
yang sebagian besar kandungannya protein) yang dihasilkan diperam, ada juga
jenis keju yang tidak melalui pemeraman (Anonymous, 2003).
Keju
memiliki hampir semua kandungan nutrisi pada susu, seperti protein,
mineral, vitamin, kalsium, fosfor, lemak, dan kolesterol. yang dapat
menyebabkan masalah kesehatan apabila dikonsumsi secara berlebihan. Besaran
kandungan lemak dalam keju tergantung pada jenis susu yang digunakan. Keju yang
dibuat dengan susu murni atau yang sudah ditambah dengan krim memiliki
kandungan lemak, kolesterol dan kalori yang tinggi. Keju sangat bermanfaat
karena kaya akan protein, terutama bagi anak kecil karena mereka membutuhkan
protein yang lebih banyak dibandingkan orang dewasa.
II.
PEMBAHASAN
2.1.
Bahan
Baku dan Peralatan
2.1.1.
Bahan
Baku
Bahan-bahan
yang digunakan untuk membuat keju adalah sebagai berikut:
1. Keju cheddar
2. Air
3. Pengemulsi
4. Garam fosfat
5. Padatan susu
6. Minyak nabati
7. Pati nabati
8. Garam
9. Pengantur keasaman : asam laktat
10. Pengawet : kalium sorbat, nisin
11. Pewarna alami : anato ci-75120
12. Vitamin d
13. Rennet
(yang di isolasi dari abomasum domba)
14. Cacl2
15. Garam
(nacl)
16. Bakteri lactobacillus casei dan streptococcus
lactis.
17.
Karbondioksida (CO2)
18.
Saltpetre (NaNO3 atau KNO3)
2.1.2.
Peralatan
a.
Cheese vat

Cheese Vat adalah tong dengan atas
terbuka yang dirancang untuk mengakomodasi susu dengan kapasitas mulai dari 500
liter sampai 5000 liter. Gambar diatas merupakan tong dengan kapasitas 1500
liter. Tong terbuat sepenuhnya dari stainless steel dengan semua sambungan
internal yang kuat dan dipoles untuk mengoptimalkan higienitas pembuatan keju.
b. Whey
strainer
![]() |
Whey stainer merupakan sebuah
perangkat saringan untuk pengeringan whey dari tong keju , perangkat ini
terdiri dari outlet untuk whey dan saringan arrangedin outlet.
c. Plate
Heat Exchanger (PHE)
Berfungsi sebagai sistem pemanas
atau pendingin dari suatu sistem produksi. Meskipun terdapat beberapa sistem
lain, tetapi dari pengalaman dilapangan dapat disimpulkan bahwa PHE memiliki
kinerja yang baik dan sulit untuk ditandingi sistem yang lain, salah satu
contoh nyata, pada industri permen sistem PHE digunakan sebagai pemanas permen
(hard candy) yang akan dicetak, dengan digunakannya sistem PHE, maka permen
yang dihasilkan jauh lebih bening dibandingkan dengan menggunakan sistem
pemanas yang lainnya.
d. Water
drainer atau saluran air
Fungsi
utama dari water drain adalah untuk mengumpulkan dan menahan butiran air dan
uap di dalam saluran pipa, sehingga memastikan aliran gas tetap stabil.
e. Filling
machine

Metode Operasinya ada Semi Otomatis
& Fully Automatic Mesin Filling. Mesin ini menggunakan bagian-bagian mesin
dari stainless steel dan Teflon, Manual dan otomatis memotong saling alih
fungsi : ketika mesin di " otomatis " dalam krim keju mengisi mesin
themachines pada mengisi terus menerus otomatis kecepatan. krim keju mengisi
mesin, ketika mesin dalam sebuah "manual " , operator terus bergerak
pedal untuk mewujudkan sebaliknya, jika semua krim keju mengisi mesin link
batang, dan kemudian juga ke negara bukan suksesi otomatis. krim keju mengisi
mesin.
f.
Screw conveyor

Mekanisme yang menggunakan pisau
berputar sekrup heliks, yang disebut "flighting", biasanya dalam
tabung, untuk memindahkan bahan cair atau granular.
2.2.
Proses
Produksi
a. Penampungan
Sekitar 10.000 litter susu dibawa
ke pabrik setiap hari. Semua susu harus lulus tes menunjukkan bahwa tidak ada
antibiotik hadir dalam produk sebelum diturunkan ke pabrik.
b. Pasteurisasi
Susu
Susu mentah dipanaskan mulai pada
38 ° F sampai 42 ° F dan kemudian dipanaskan lagi sampai 165 ° F selama 18
detik. Hasil perlakuan panas ini di pasteurisasi susu. Susu pasteurisasi
dipompa ke tong keju pada suhu 85 ° F.
c. Pengasaman
Susu dipanaskan agar bakteri
asam laktat, yaitu Streptococcus and Lactobacillus dapat tumbuh.
Bakteri-bakteri ini memakan laktosa pada susu dan merubahnya menjadi asam
laktat. Saat tingkat keasaman meningkat, zat-zat padat dalam susu (protein
kasein, lemak, beberapa vitamin dan mineral) menggumpal dan membentuk dadih.
d. Pengentalan
Bakteri
rennet ditambahkan ke dalam susu yang dipanaskan yang kemudian membuat protein
menggumpal dan membagi susu menjadi bagian cair (air dadih) dan padat (dadih).
Setelah dipisahkan, air dadih kadang-kadang dipakai untuk membuat keju seperti
Ricotta dan Cypriot hallumi namun biasanya air dadih tersebut dibuang. Dadih
keju dihancurkan menjadi butiran-butiran dengan bantuan sebuah alat yang
berbentuk seperti kecapi, dan semakin halus dadih tersebut maka semakin banyak
air dadih yang dikeringkan dan nantinya akan menghasilkan keju yang lebih
keras. Rennet mengubah gula dalam susu menjadi asam dan protein yang ada
menjadi dadih. Jumlah bakteri yang dimasukkan dan suhunya sangatlah penting
bagi tingkat kepadatan keju. Proses ini memakan waktu antara 10 menit hingga 2
jam, tergantung kepada banyaknya susu dan juga suhu dari susu tersebut.
Sebagian besar keju menggunakan rennet dalam proses pembuatannya, namun zaman
dahulu ketika keju masih dibuat secara tradisional, getah daun dan ranting
pohon ara digunakan sebagai pengganti rennet.
e. Pengolahan
Setelah
pemberian rennet, proses selanjutnya berbeda-beda.Beberapa keju lunak
dipindahkan dengan hati-hati ke dalam cetakan.Sebaliknya pada keju-keju
lainnya, dadih diiris dan dicincang menggunakan tangan atau dengan bantuan
mesin supaya mengeluarkan lebih banyak air dadih.Semakin kecil potongan dadih
maka keju yang dihasilkan semakin padat.
f. Dadih
Dadih
akan melalui proses pencetakan, penekanan, dan pengasinan. Saat Dadih Mencapai
ukuran optimal maka ia harus dipisahkan dan dicetak. Untuk keju-keju kecil,
dadihnya dipisahkan dengan sendok dan dituang ke dalam cetakan, sedangkan untuk
keju yang lebih besar, pengangkatan dari tangki menggunakan bantuan sehelai
kain.Sebelum dituang ke dalam cetakan, dadih tersebut dikeringkan terlebih
dahulu kemudian dapat ditekan lalu dibentuk atau diiris.Selanjutnya, keju
haruslah ditekan sesuai dengan tingkat kekerasan yang diinginkan.Penekanan
biasanya tidak dilakukan untuk keju lunak karena berat dari keju tersebut sudah
cukup berat untuk melepaskan air dadih, demikian pula halnya dengan keju iris
karena berat dari keju tersebut juga menentukan tingkat kepadatan yang
diinginkan. Meskipun demikian, sebagian besar keju melewati proses penekanan.
Waktu dan intensitas penekanan berbeda-beda bagi setiap keju.Penambahan garam
dilakukan setelah keju dibentuk agar keju tidak terasa tawar, dan terdapat
empat cara yang berbeda untuk mengasinkan keju. Bagi beberapa keju, garam
ditambahkan langsung ke dalam dadih. Cara yang kedua adalah dengan menggosokkan
atau menaburkan garam pada bagian kulit keju, yang akan menyebabkan kulit keju
terbentuk dan melindungi bagian dalam keju agar tidak matang terlalu cepat.
Beberapa keju-keju yang berukuran besar diasinkan dengan cara direndam dalam
air garam, yang menghabiskan waktu berjam-jam sehingga berhari-hari. Cara yang
terakhir adalah dengan mencuci bagian permukaan keju dengan larutan garam;
selain memberikan rasa, garam juga membantu menghilangkan air berlebih,
mengeraskan permukaan, melindungi keju agar tidak mengering serta mengawetkan
dan memurnikan keju ketika memasuki proses maturasi.
g. Pematangan Pematangan (ripening)
Pematangan
adalah proses yang mengubah dadih-dadih segar menjadi keju yang penuh
dengan rasa Pematangan disebabkan oleh bakteri atau jamur tertentu yang
digunakan pada proses produksi, dan karakter akhir dari suatu keju banyak
ditentukan dari jenis pematangannya. Selama proses pematangan, keju dijaga agar
berada pada temperatur dan tingkat kelembaban tertentu hingga keju siap
dimakan. Waktu pematangan ini bervariasi mulai dari beberapa minggu untuk keju
lunak hingga beberapa hari untuk keju keras seperti Parmigiano-Reggiano.
Beberapa teknik sebelum proses pematangan yang dapat dilakukan untuk
mempengaruhi tekstur dan rasa akhir keju: Stretching : Dadih diusung dan lalu
diadoni dalam air panas untuk menghasilkan tekstur yang berserabut. Contoh keju
yang melewati proses ini adalah keju Mozzarella dan Provolone. Cheddaring
:Dadih yang sudah dipotong kemudian ditumpuk untuk menghilangkan kelembaban.
Dadih tersebut lalu digiling untuk waktu yang cukup lama. Contoh keju yang
mengalami proses ini adalahkeju Cheddar dan Keju Inggris lainnya. Pencucian :
Dadih dicuci dalam air hangat untuk menurunkan tingkat keasamannya dan
menjadikannya keju yang rasanya lembut. Contoh keju melewati proses pencucian
adalah keju Edam, Gouda, dan Colby. Pembakaran : Bagi beberapa keju keras,
dadih dipanaskan hingga suhu 35 °C(95 °F)-56 °C(133 °F) yang kemudian
mengakibatkan butiran dadih kehilangan air dan membuat keju menjadi lebih keras
teksturnya. Proses ini sering disebut dengan istilah pembakaran (burning).
Contoh keju yang dipanaskan ulang adalah keju Emmental, keju Appenzeller dan
Gruyère.
h. Penyimpanan
Semakin keras suatu
keju dan semakin lama proses pematangannya maka keju tersebut akan bertahan
lebih lama. Cottage cheese dapat bertahan selama seminggu, sedangkan keju
Parmesan yang belum dipotong dapat bertahan hingga setahun atau lebih.Keju
lembut seperti Brie, Camembert dan Liederkranz tidak dapat bertahan
lama.Keju-keju tersebut adalah keju yang langka karena umurnya hanya satu
minggu setelah keju itu matang dan sebelum menjadi terlalu matang.Keju lainnya
tidak terlalu sulit dalam penyimpanannya selama ditaruh di dalam lemari
pendingin dan dibungkus plastik.Saat penyimpanan di lemari pendingin, bungkus
plastik harus melekat dengan baik pada keju sehingga keju tidak menjadi cepat
kering.Keju sebaiknya disimpan di rak bagian bawah kulkas, jauh dari makanan
dengan bau yang tajam, untuk menghindari meresapnya bau dan rasa yang tidak
diinginkan.Keju Bocconcini dari Kanada dan keju Feta sebaiknya disimpan dalam
air garam. Berikut ini adalah waktu ketahanan keju-keju setelah dibuka dan
tidak ditaruh di lemari pendingin: • Keju segar : beberapa hari hingga dua
minggu lebih • Keju lunak : dua minggu bila ditaruh dalam bungkus plastik •
Keju semi-lunak : dua hingga empat minggu • Keju keras : lima minggu hingga
beberapa bulan • Keju sangat keras : lebih dari satu tahun Berdasarkan
tekstur,keju dibagi 4 macam : -Keju keras: Maksimum kadar air pada keju tipe
ini adalah 56%, semakin sedikit kadar air dalam keju maka keju akan semakin
keras. Walaupun begitu, tidak semua keju tipe ini memiliki tekstur yang keras,
sebagai contoh keju Edam lebih lunak dari keju Parmesan dan bisa dengan mudah
diiris sedangkan Parmesan harus diparut. -Keju iris: Maksimum kadar air pada
keju iris berkisar antara 54-63% dan karenanya menjadi matang lebih cepat dan
lebih mudah diiris dibandingkan keju keras. -Keju iris semi keras: Kadar air
pada keju jenis ini berkisar antara 61-69%, dan sebagian besar keju ini
diproduksi dengan krim rendah kalori. Lama pematangan pada keju-keju tipe ini
berbeda-beda, sebagai contoh keju iris semi keras adalah Roquefort, Tetilla,
dan Weisslacker. -Keju lunak: Keju lunak memiliki kadar air lebih dari 67%. Karena
banyaknya air pada keju ini, maka kadar lemak yang terdapat pada keju ini pun
lebih rendah dibandingkan dengan keju yang lebih keras.
i.
Diagram alir proses produksi keju
![]() |
2.3.
Layout
Tempat produksi
Layout
pabrik disebut juga tata letak atau tata ruang didalam pabrik. Layout pabrik
adalah cara penempatan fasilitas-fasilitas produksi guna memperlancar proses
produksi yang efektif dan efisien. Fasilitas pabrik dapat berupa mesin-mesin,
alat-alat produksi, alat pengangkutan bahan, dan peralatan pengawasan.
Perencanaan layout menurut James A Moore adalah rencana dari
keseluruhan tata letak fasilitas industri yang didalamnya, termasuk bagaimana
personelnya ditempatkan, alat-alat operasi gudang, pemindahan material, dan
alat pendukung lain sehingga akan tercipta suatu tujuan yang optimum dengan
kegiatan yang ada dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada dalam perusahaan. Dalam membangun sebuah lokasi pabrik
keju harus memperhatikan beberapa hal.
a. Penentuan
lokasi
Lokasi
yang agak cocok untuk pembuatan pabrik keju yaitu padang rumput, lokasi ini
dipilih agar susu tidak jauh diangkut dari peternakan dan harus memperhatikan iklim (suhu dan
kelembaban), dan juga akses terhadap ketersediaan air. Di daerah tropis pabrik keju biasanya terletak pada ketinggian 2.000 sampai 4.000 m , dimana suhu yang ideal untuk pematangan keju dan
buttermaking.
b. Konstruksi
Kontruksi dalam bembuatan pabrik
keju meliputi:
1. Drainase
Air limbah harus yang dihasilkan harus
dibuang jauh dari pabrik.
2. Dinding
Dinding semen harus dicat dengan kapur untuk membunuh
mikroba dan dicat ulang setiap tiga bulan.
3. Atap
Atap genteng adalah insulator yang baik , menjaga keluar
panas berlebihan atau dingin . Jika atap galvanis yang digunakan, langit-langit
terisolasi harus dibersihkan juga, untuk mencegah fluktuasi suhu . Sebuah palang beratap kecil di
atas pintu utama membantu untuk Mencegah akumulasi kotoran di lantai pintu
masuk.
4. Pintu dan jendela
Pintu
utama cukup lebar untuk memungkinkan tank dan peralatan lainnya
masuk. Jendela harus dipasang pada
Kedua ujung untuk ventilasi yang baik dan harus cukup lebar untuk memungkinkan udara dan cahaya yang
cukup untuk masuk untuk mengontrol pertumbuhan bakteri.
c. Tata ruang
Tata letak harus memungkinkan untuk memudahkan akses ke peralatan ,
kenyamanan maksimum dan alur kerja yang baik . Empat kamar ruang keju, gudang
dan kantor dan ruang tunggu di luar adalah persyaratan minimum pabrik dan perlu
Setiap kondisi lingkungan yang berbeda .
![]() |
|||
![]() |
d. Ruang
Penerima tamu
Karena hanya
cheesemakers dan asisten yang
diperbolehkan
di dalam pabrik , dan untuk mencegah debu dan lumpur masuk , ruang tunggu harus
di luar pabrik , dekat ruang keju . Sebuah platform beton dengan tangki dan air
keran di ruang tunggu memungkinkan mudah mencuci transportasi tangki dan churns
, pastikan bahwa air dapat mengalir , dan tidak
seperti genangan air .
e. Ruang proses Keju
Ruang ini harus cukup
ruang hangat yang berisi peralatan untuk analisis , pasteurisasi , cheesemaking
dan tangki.
f. Ruang pematangan
Proses pematangan sama pentingnya dengan proses cheesemaking.
Setiap jenis keju membutuhan
lingkungan spesifik sendiri suhu antara 12 dan 15 C dan kelembaban 85 sampai 90
persen . Sangat sering ( bahkan di daerah geografis yang paling cocok ),
kondisi ini tidak terjadi secara alami sepanjang tahun dan dalam merancang
pabrik keju, penting untukmerencanakan ruang pematangan di lokasi. Harus ada
beberapa jendela, tidak banyak cahaya. Jendela dapat dibuka pada malam hari,
untuk memungkinkan aliran udara jika kelembaban terlalu tinggi dan jendela
layar yang kuat dapat digunakan untuk mencegahserangga dan hewan masuk .Jika
kelembaban turun terlalu rendah lantai ruang pematangan dapat digenangi dengan sedikit air untuk
memberikan kelembaban yang diperlukan .
Pabrik-pabrik keju harus ada rak
sempit panjang logam galvanis air - tabung tiga perempat inci, yang tidak karat, dapat terbuat
dari kayu , di mana tabung horisontal dapat dengan mudah dipasang. Papan untuk
menahan keju harus pendek, ringan dan mudah dipindahkan, sehingga dapat diambil,
dicuci, disterilisasi dan diganti dengan papan dry clean mingguan. Hampir semua
jenis kayu dapat digunakan untuk membuat papan ini kurang berpori ,
Tangki air garam ( lihat Gambar 21 ) juga dapat ditemukan di ruang. Ukurannya tergantung pada jumlah keju, tapi harus tinggi sekitar 80 cm dan terbuat dari semen.
Tangki air garam ( lihat Gambar 21 ) juga dapat ditemukan di ruang. Ukurannya tergantung pada jumlah keju, tapi harus tinggi sekitar 80 cm dan terbuat dari semen.
![]() |
2.4.
Pengemasan
(Packaging)
Syarat
bahan yang digunakan untuk pengemasan keju adalah dapat melindungi produk sejak
dikemas sampai dikonsumsi, disesuaikan dengan cara penjualan dan distribusi,
harus atraktif, mudah dibuka, ditutup dan dibuang, mudah dalam penanganan dan
penyimpanannya, melindungi produk dari kerusakan biologis, kimia dan kerusakan
pada saat distribusi, label harus dapat memberi informasi yang cukup untuk
konsumen dan dapat berperan sebagai media komunikasi dan promosi, ramah
lingkungan, dan ekonomis.Ruang pengemasan harus aseptis agar produk yang
dihasilkan terhindar dari mikroba.
Pengemasan
keju dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
1. Karton
Pengemasan
keju menggunakan karton yang food grade. Pada bagian dalam dilapisi wax atau
plastic, kertas, atau aluminium foil.Kelebihan kemasan dengan menggunakan
karton adalah lebih atraktif dan mudah didekorasi
2. Kotak/tabung
Pengemasan
keju menggunakan bahan kertas atau plastic yang dibuat dalam bentuk kotak
maupun silinder/tabung.
3. Cup
Kemasan
ini biasanya menggunakan kertas yang bagian dalamnya dilaisi plastik. Kemasan
cup ini juga bisa menggunakan plastik semuanya. Kemasan keju dalam bentuk cup
biasanya disimpan dalam bentuk beku.
4. Tetra Pack
Kemasan menggunakan tetra pack
terdiri dari bahan: 70 %kertas kertas, 24 % LDPE, 24 % LDPE , 6 % aluminium,
dan Polietilen layer.
2.5.
Pemasaran
Strategi
pemasaran yang diterapkan untuk industri pembuatan keju ini adalah dengan
strategi bauran pemasaran (mix marketing) dalam upaya menghadapi kompetitor .
Mix marketing yang dimaksud terdiri dari:
1.
Product/
Produk
·
Membuat produk (keju) yang berkualitas
baik.
·
Menjaga kualitas produk (keju) agar
tidak berubah
·
Membuat kemasan menarik.
2.
Price/
Harga
·
Harga lebih murah dari keju produksi
perusahaan lain dan keju impor
·
Menerapkan sistem paket, misalnya
membeli 2 bungkus keju, gratis 1 bungkus keju.
3.
Place/
Tempat
·
Tempat pemasaran yaitu di mall, pasar tradisional,
supermarket,dll
·
Lokasi yang dekat dengan pusat
pemerintahan
·
Promotion/
Promosi
·
Penguatan dan pencitraan produk saat
transaksi dan promosi.
·
Promosi melalui media massa
·
Promosi melalui jejaring sosial Facebook dan Twitter.
·
Promosi melalui spanduk, poster, dan
brosur.
·
Promosi melalui surat kabar dan radio
lokal.
· Promosi melalui
pameran.
SEKIAN
>> M. A <<
Comments
Post a Comment