PAKAN SILASE DAN AMONIASI JERAMI SEBAGAI PAKAN TERNAK POTONG
PAKAN SILASE DAN AMONIASI
JERAMI SEBAGAI PAKAN
TERNAK POTONG
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan pakan
merupakan bahan yang sudah
dapat di
makan, di cerna dan di gunakan oleh hewan. Teknologi pengolahan
pakan merupakan dasar teknologi untuk mengolah limbah pertanian, perkebunan
maupun agroindustri dalam pemanfaatannya sebagai pakan. Pengolahan
pakan disini bertujuan untuk meningkatkan kualitas, utamanya efektifitas cerna,
utamanya untuk ternak ruminansia serta peningkatan kandungan protein bahan.
Beberapa alternatif pengolahan dapat dilakukan secara fisik (pencacahan,
penggilingan dan atau pemanasan), kimia
(larutan basa dan atau asam kuat), biologis (mikroorganisme atau
enzim) maupun gabungannya.
Pengolahan
cara fisik dan biologis memerlukan tenaga dan investasi yang cukuptinggi dan dalam
skala besar, sering kali menjadi
tidak berjalan. Cara kimiadengan
“amoniasi” dirasa merupakan cara yang
paling tepat dalam
pengolahan ini, karena mudah
dilakukan, murah, tidak mencemari lingkungan
dan sangat efisien. Silase adalah
pakan yang telah diawetkan dibuat dari tanaman yang dicacah, pakan
hijauan, limbah dari industri
pertanian dengan kadar air pada tingkat tertentu yang diisikan pada
silo. Pada pengertian yang lain silase adalah hijauan pakan ternak yang
disimpan dalam keadaan segar dengan kadar air sekitar 60 – 70 % didalam suatu
tempat yang disebut silo. Sedangkan silo adalah tempat penyimpanan pakan ternak
baik yag dibuat didalam tanah atau diatas tanah. Silase dibuat dengan cara
fermentasi pada kelembaban yang tinggi. Proses pembuatannya disebut en silage. Hijauan yang baru
dipotong kadar airnya sekitar 75 – 80 %,
sehingga untuk menghasilkan
silage yang baik hijauan tersebut
dilayukan terlebih dahulu 2 – 4 jam.
Potensi jerami
padi, khususnya di Indonesia
(pulau Jawa) sangat besar. Pada musim hujan para
peternak tradisional dapat member sapinya dengan hijauan segar yang berlimpah, namun pada musim kemarau
(paceklik) sebagian besar petani peternak memberi pakan ternaknya dengan jerami
tanpa diolah. Kebiasaan
buruk petani yang seringkali membuang atau membakar jerami ternyata bisa
dimanfaatkan menjadi sesuatu yang lebih berguna.Jerami sisa yang dihasilkan
petani dapat diolah kembali menjadi pakan ternak organik. Petani dapat mengolah
jerami tersebut dengan cara pengolahan amoniasi. Amoniasi merupakan sistem
pengolahan pupuk dengan menggunakan urea yang kemudian di fermentasi. Selain
Jerami, bahan-bahan lain yang dapat digunakan untuk pembuatan pakan ternak
fermentasi ini antara lain daun dan batang jagung. Hasil dari proses fermentasi
tersebut dapat dijadikan pakan sapi ternak.
Meskipun
jerami ini dapat di makan oleh sapi, namun sebagian tidak tercerna dan tidak akan menjadikan
gemuk bagi ternaknya. Hal ini
dikarenakan jerami padi mempunyai serat kasar yang tinggi (35 – 40%) dan
protein yang rendah (3 – 4%). Cara ini mempunyai keuntungan-keuntungan yaitu:
sederhana, diambil dari urea), juga sebagai pengawet, anti aflatoksin, tidak
mencemari lingkungan dan efisien (dapat
meningkatkan kecernaan).
1.2
Tujuan
1. Memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan ternak.
2. Meningkatkan
pengetahuan tentang pengolahan pakan ternak.
3. Mengaplikasikan
teknologi tersebut dalam mengatasi kesulitan pakan khususnya pada musim
kemarau.
1.3
Rumusan Masalah
Ketersediaan jerami padi yang cukup tinggi belum
dimanfaatkan secara optimal oleh petani peternak bahkan jerami padi sering
dibakar sehingga terbuang percuma.Kondisi ini terjadi karena kurangnya
pengetahuan petani peternak dalam memanfaatkan jerami padi sebagai pakan ternak
ruminansia khususnya sapi Bali.Jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak terutama pada saat musim kering, ketersediaan hijauan pakan ternak
termasuk rumput terbatas dan sulit dicari.Pengolahan pakan silase dan amoniasi
jerami dapat meningkatkan kandungan nutrisi yang terdapat pada jerami dan bisa
dimanafaatkan peternak sebagai pakan ternak.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Silase adalah pakan
yang telah diawetkan yang diproduksi atau dibuat dari tanaman yang dicacah,
pakan hijauan, limbah dari industri pertanian dan lain-lain dengan kandungan
air pada tingkat tertentu yang disimpan dalam suatu tempat yang kedap udara
(Salim, dkk. 2002). Silase atau silage adalah pakan yang telah diawetkan
dengan cara fermentasi yang di proses dari bahan baku yang berupa
tanaman hijauan, limbah industri pertanian, serta bahan pakan alami lainya,
dengan jumlah kadar atau kandungan air pada tingkat tertentu kemudian di
masukan dalam sebuah tempat yang tertutup rapat kedap udara , yang biasa
disebut dengan Silo, selama sekitar tiga minggu.Dalam silo tersebut
tersebut akan terjadi beberapa tahap proses anaerob (proses tanpa udara atau oksigen),
dimana bakteri asam laktat dan yeast akan mengkonsumsi zat gula yang terdapat
pada bahan baku, sehingga terjadilah proses fermentasi. Silase yang
terbentuk karena proses fermentasi ini dapat di simpan untuk jangka waktu yang
lama tanpa banyak mengurangi kandungan nutrisi dari bahan bakunya.
Amoniasi urea pada jerami padi selama ini merupakan upaya praktis dan
efektif dan murah untuk meningkatkan kualitas bahan pakan dari sisi kimiawi dan
daya cerna, disamping cara lain dengan metode biologis misalnya dengan cara
menggunakan bakteri atau jamur. Akan tetapi ada satu kendala dalam proses
amoniasi tersebut adalah masih seringnya timbul jamur terutama setelah masa
penyimpanan diatas satu bulan. Jamur yang tumbuh selama proses pemeraman ini
sering pula diimbangi dengan tumbuhnya jamur toxic. Tumbuhnya jamur toxic
pada proses pemeraman ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah
tingginya kelembaban dan kebersihan jerami padi sebagai dua faktor utama.
Selain itu, tingkat pertumbuhan dan jenis jamur toxic juga dipengaruhi
oleh asal jerami padi ditanam, proses penanganan amoniasi, tingkat kelembaban
dan lamanya pemeraman (Hidayati, 2007).
Sapi potong adalah sapi yang dibudidayakan untuk diambil dagingnya atau
dikonsumsi. Jenis sapi yang paling populer di Indonesia adalah simental ataupun
sapi PO ( Peranakan Ongole ). Untuk mendapatkan sapi dengan berat badan bagus
diperlukan makanan yang berkualitas baik. Pada Umumnya, pakan yang dibutuhkan
sapi adalah makanan hijauan ternak. Sapi potong dewasa ataupun yang masih dalam
masa pertumbuhan sangat membutuhkan pakan yang memadai baik dari segi jumlah
ataupun kualitas pakan. Dalam dunia sapi potong, dikenal beberapa cara
Pemberian pakan, yaitu penggembalaan ( Pasture Fattening ), Kereman ( Dry Lot
Fattening ) dan menggabungkan kedua cara tersebut. Cara pemberian pakan pada
sapi potong yang paling sederhana adalah dengan cara penggembalaan, Metode
ini dilakukan dengan melepas sapi-sapi di padang rumput, biasanya
dilakukan di daerah yang mempunyai tempat penggembalaan cukup luas, dan
memerlukan waktu sekitar 5-7 jam per hari. Dengan cara ini, maka tidak
memerlukan ransum tambahan pakan penguat karena sapi telah memakan
bermacam-macam jenis rumput. Pakan ternak dapat juga diberikan dengan cara
dijatah/disuguhkan yang yang dikenal dengan istilah kereman. Sapi potong
dikandangkan dan pakan diperoleh dari ladang, sawah/tempat lain. Setiap hari
sapi memerlukan pakan kira-kira sebanyak 10% dari berat badannya dan juga pakan
tambahan 1% – 2% dari berat badan (Zakariah, 2010).
III.
PEMBAHASAN
3.1.Pemanfaatan
Silase Jerami
Produksi hijauan sangat
mempengaruhi produktivitas ternak, dimana terjadi kelebihan hijauan pada musim
hujan dan sebaliknya kekurangan hijauan pada musim kemarau. Teknologi
pengawetan hijauan dalam bentuk silase dipengaruhi oleh kadar air hijauan,
kadar gula terlarut (karbohidrat siap pakai), jumlah bakteri penghasil asam
laktat, dan kadar oksigen. Kurangnya kadar gula terlarut dalam proses ensilase
menyebabkan bakteri asam laktat kekurangan asupan energi untuk melakukan
aktivitasnya, sehingga bakteri asam laktat akan
menggunakan zat-zat lain yang terkandung dalam hijauan yang memungkinkan
digunakan sebagai sumber energi dan menyebabkan berkurangnya nilai nutrisi
hijaun tersebut. Untuk menjamin ketersedian gula terlarut yang menjamin
keberhasilan proses ensilase perlu dilakukan penambahan bahan aditif. Molases
merupakan salah satu bahan aditif yang telah terbukti mampu mengurangi
kerusakan bahan kering silase terutama karbohidrat mudah larut dan memperbaiki
proses fermentasi silase (Lukmansyah, 2009).
Tujuan utama pembuatan
silase adalah untuk memaksimumkan pengawetan kandungan nutrisi yang terdapat pada
hijauan atau bahan pakan ternak lainnya, agar bisa di disimpan dalam kurun
waktu yang lama, untuk kemudian di berikan sebagai pakan bagi ternak.Sehingga
dapat mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan pada musim
kemarau.Sayangnya fermentasi yang terjadi didalam silo (tempat pembuatan
silase), sangat tidak terkontrol prosesnya, akibatnya kandungan nutrisi pada
bahan yang di awetkan menjadi berkurang jumlahnya. Maka untuk memperbaiki
berkurangnya nutrisi tersebut, beberapa jenis zat tambahan (additive) harus di
gunakan agar kandungan nutrisi dalam silase tidak berkurang secara
drastis, bahkan bisa meningkatkan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi ternak yang
memakannya.Pembuatan silase dapat juga menggunakan bahan tambahan, yang
kegunaan nya tergantung dari bahan tambahan yang akan di pergunakan. Adapun
penggunaan bahan tambahan sangat tergantung dari kebutuhan hasil yang ingin di
capai.
3.2. Kualitas
Silase
Silase
yang baik mempunyai ciri-ciri: warna masih hijau atau kecoklatan, rasa dan bau
asam adalah segar, nilai pH rendah, tekstur masih jelas, tidak menggumpal,
tidak berjamur serta tidak berlendir (Siregar, 1996). Silase memiliki beberapa
kelebihan antara lain: (1) ransum lebih awet, (2) memiliki kandungan bakteri
asam laktat yang berperan sebagai probiotik dan (3) memiliki
kandungan asam organik berperan sebagai growth promotor dan
penghambat penyakit. Silase yang baik diperoleh dengan menekan berbagai
aktivitas enzim yang berada dalam bahan baku yang tidak dikehendaki, namun
dapat mendorong berkembangnya bakteri penghasil asam laktat (Sapienza,
1993). Kualitas silase dicapai ketika asam laktat sebagai asam yang dominan
diproduksi, menunjukkan fermentasi asam yang efisien dan penurunan pH terjadi
secara cepat.Semakin cepat fermentasi yang terjadi maka semakin banyak nutrisi
yang dikandung silase dapat dipertahankan. Selain itu faktor yang mempengaruhi
kualitas silase secara umum juga dipaparkan yaitu kematangan bahan dan kadar
air, besar partikel bahan, penyimpanan pada saat ensilase dan aditif. Kualitas
silase juga dipengaruhi oleh 1) karakteristik bahan (kandungan bahan kering,
kapasitas buffer, struktur fisik dan varietas), 2) tata laksana pembuatan
silase (besar partikel, kecepatan pengisian ke silo, kepadatan pengepakan, dan
penyegelan silo), 3) keadaan iklim (suhu dan kelembaban) (Sapienza, 1993).
3.3. Pembuatan Silase
3.3.1. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan silase jerami yaitu
jerami padi sebanyak 30 kg, EM-4 sebanyak 20 ml (2 tutup botol), bekatul
sebanyak 3 kg (10% dari 30 kg jerami), molasses sebanyak 500 ml dan air
secukupnya. Alat yang digunakan timbangan, ember dan drum plastik untuk silo,
katup sebagai pengunci tutup drum.
3.3.2. Cara Pembuatan
1.
Menimbang semua bahan yaitu jerami padi sebanyak 30 kg,
bekatul 3 kg, dan menakar molasses sebanyak 500 ml dan EM-4 sebanyak 20 ml.
2.
Pencacahan Bahan Baku, ukuran pemotongan sebaiknya
sekitar 5-10cm. Pemotongan dan pencacahan perlu di lakukan agar mudah di
masukan dalam silo dan mengurangi terperangkapnya ruang udara di dalam silo
serta memudahkan pemadatan.
3.
Menghamparkan jerami di atas lantai yang bersih.
Mencampur EM-4 dan molasses, kemudian memercikkan pada jerami secara merata.
Kemudian campurkan bekatuk ke jerami yang telah diberi EM-4 dan molasses.
4.
Tambahkan air jika tingkat kebasahan campuran kurang
dan belum merata. Aduk dan campur semua bahan secara merata dengan
membolak-balikkan jerami.
5.
Masukkan hasil campuran kedalam drum (silo), Saat
memasukan bahan baku kedalam silo secara bertahap, lakukan penekanan atau
pengepresan untuk setiap lapisan agar padat. Agar udara yang ada dalam drum
dapat dikurangi atau dihilangkan sama sekali.
6.
Lakukan penutupan dengan serapat mungkin sehingga tidak
ada udara yang bisa masuk kedalam silo.
7.
Biarkan silo
tertutup rapat serta di letakan pada ruang yang tidak terkena matahari atau
kena hujan secara langsung, selama tiga minggu.Setelah tiga minggu maka silase
sudah siap di sajikan sebagai pakan ternak.
8. Silase
jerami padi kemudian diangin-anginkan sebelum diberikan kepada ternak. Pemberian
pada ternak yang belum terbiasa makan silase, harus di berikan sedikit demi
sedikit dicampur dengan hijauan yang biasa dimakan. Jika sudah terbiasa secara
bertahap dapat seluruhnya diberi silase sesuai dengan kebutuhan.
9.
Silo yang tidak di buka dapat terus di simpan sampai
jangka waktu yang sangat lama asalkan tidak kemasukan udara.
Menurut Kartadisastra
(2004) menyatakan bahwa silase yang baik mempunyai tekstur segar, berwarna
kehijau-hijauan dan tidak menggumpal. Sebagai bahan pembuat silase, maka rumput
segar harus dilayukan terlebih dahulu untuk meningkatkan BKnya hingga menjdai
30%-40%. Sebaliknya, rumput kering harus ditambah dengan air agar BKnya turun
menjadi 30%-40%.Penambahan bahan pakan penguat, misalnya dedak padi atau
onggok, dapat dilakukan untuk meningkatkan BK.
3.4. Pemanfaatan Jerami Amoniasi
Amoniasi
adalah cara pengolahan kimia menggunakan amoniak (NH3) sebagai bahan
kimia yang digunakan untuk meningkatkan daya cerna bahan pakan berserat
sekaligus meningkatkan daya cerna bahan pakan berserat sekaligus meningkatkan
kadar N (proteinnya). Cara ini mempunyai keuntungan-keuntungan yaitu:
sederhana, mudah dilakukan, murah (sumber NH3 diambil dari urea), juga sebagai
pengawet, anti alfatoksin, tidak mencemari lingkungan dan efisien (dapat meningkatkan
kencernaan sampai 80%). Amoniak dapat menyebabkan perubahan komposisi dan
struktur dinding sel sehingga membebaskan ikatan antara lignin dengan selulosa
dan hemiselulosa, sehingga memudahkan pencernaan oleh selulase mikroorganisme
rumen. Amoniak akan terserap dan berikatan dengan gugus asetil dari bahan
pakan, kemudian membentuk garam amonium asetat yang pada akhirnya terhitung
sebagai protein bahan.
Teknologi pengolahan dengan amoniak ini benar-benar mudah untuk
dilaksanakan dan tidak berbahaya sama sekali dalm pengerjaannya (meskipun
dinamakan pengolahan kimia). Siapa saja dapat melakukan asal mengerti dengan
jelas prinsip dan metode mana yang akan dilakukan (metode basah atau kering).
Dibandingkan dengan pengolahan cara kimia lain, biayanya jauh lebih murah
(Hadiwiyoto, 2007).Dari segi nutrient, jerami padi mengandung protein kasar
antara 2 – 6% dan energi 40 – 48% TDN) dengan kandungan lignin yang sangat
tinggi. Tingginya kandungan liginin mengakibatkan nilai cerna jerami padi
rendah (Anggorodi, 1980). Tilman et al. (1991) menambahkan nilai cerna
yang rendah menyebabkan kecepatan aliran pakan pada saluran pencernaan juga
rendah sehingga dapat membatasi konsumsi pakan. Salah satu upaya untuk
meningkatkan nutrien jerami padi adalah dengan cara amoniasi menggunakan urea
(CO(NH2).
3.5. Kualitas
Jerami Amoniasi
Jerami
yang telah diamoniasi memiliki nilai energi yang lebih besar dibandingkan
jerami yang tidak diamoniasi.Sebab kandungan senyawa karbohidrat yang sederhana
menjadi lebih besar.Amoniasi juga sangat efektif untuk membebaskan jerami dari
kontaminasi mikroorganisme dan menghilangkan aflatoksin yang ada di dalamnya.
Penggunaan teknologi amoniasi perlu dikembangkan dan ditindaklanjuti oleh para
pemangku kepentingan, agar program pencapaian swasembada daging dapat tercapai
dan terealisasi.Pengembangan secara intensif perlu dilakukan agar bisa lebih
memberdayakan sumber daya lokal dan menghindari ketergantungan impor makanan
ternak.
Jerami
padi yang telah diamonasi mempunyai kandungan protein menjadi 2 x lipat (dari
4% menjadi 9,5%) tau meningkat 100%. Kecernaan in vitro meningkat dari 36%
menjadi 73%, produksi VFA dan NH3 meningkat cukup signifikan karena adanya
peningkatan kecernaan dan kadar protein dari bahan pakan yang diamoniasi. Dalam
keadaan tertutup (plastik belum dibuka/ dibongkar), bahan pakan yang diamoniasi
dapat tahan lama.3.6. Pembuatan Jerami Amoniasi
3.6.1.
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan amoniasi jerami yaitu:
Jerami padi (jerami yang berkualitas baik), urea dan air. alat yang digunakan,
timbangan plastik, ember dan alat pemotong jerami
3.6.2.
Cara Pembuatan
1. Jerami
ditimbang sesuai dengan jumlah yang diperlukan. 50 kg jerami dipotong potong dengan ukuran
sekitar 5-10 cm,
2. Tambahkan
urea sebanyak 6% dari bobot jerami padi yang digunakan. Misalnya jumlah jerami
padi yang digunakan 50 kg maka urea yang dibutuhkan sebanyak 6% x 50 kg = 3kg.
3. Disiapkan
air bersih sebanding dengan jumlah jerami padi yang digunakan. Misalnya :
jerami padi 50 kg, diperlukan air 50 liter.
4. Disiapkan
silo yang dapat dibuat dengan lubang di tanah yang disesuaikan dengan jumlah
jerami padi yang diolah. Selain itu dapat pula digunakan drum atau kantong
plastik. Sebelum jerami ditumpuk alas pada dasar wadah diberi plastik.
5. Selanjutnya
jerami padi yang telah dipotong-potong dimasukkan ke dalam lubang silo (dapat
juga menggunakan wadah plastik, drum, lantai semen), sehingga membentuk lapisan
setebal 10-20 cm.
6. kemudian
setiap lapisan disemprot dengan larutan urea secara merata dan setelah itu
disemprot dengan air bersih.
7. Jerami
padi disusun sedemikian rupa sehingga membentuk tumpukan ke atas, dan setelah penumpukan
jerami selesai, ditutup dengan rapat menggunakan plastik dan disimpan selama
empat minggu (21 hari).
8. Setelah
penyimpanan, tutup dibuka, dikering anginkan dan jerami padi amoniasi dapat
digunakan sebagai pakan ternak ruminansia
Proses
amonisi bila sempurna ditandai tekstur jerami relatif lebih mudah putus,
berwarna kuning tua atau coklat dan bau monia. Untuk mengurangi bau amonia,
jerami harus dianginkan selama 1-2 jam sebelum diberikan pada ternak.
- Persiapan pembuatan silase
3.7.Pemberian Silase dan
Jerami Pada Sapi Potong
Ternak ruminansia hanya
mampu mengkonsumsi silase dan jerami amoniasi padi sebanyak 3% dari bobot badan (dikonversi dalam bahan kering).
Bila diasumsikan ternak besar (sapi)
bobot badannya 300 kg, sehari membutuhkan bahan kering jerami sebanyak 300 x 0,03 = 9 kg/hari. Penyajian jerami
amoniasi ini tidak perlu dicincang, jadi dapat diberikan dalam bentuk utuh,
karena dari hasil penelitian jumlah yang dikonsumsi oleh ternak baik yang
dicincang maupun yang utuh akan sama saja, sehingga untuk ekonomisnya tidak
perlu dicincang. Bila tersedia konsentrat, maka sebaiknya konsentrat diberikan
terlebih dahulu kira-kira satu jam sebelum pemberian jerami, hal ini dimaksud
untuk merangsang perkembangbiakan mikroorganisme dalam rumen karena karbohidrat
siap pakai dan protein yang tersedia dalam konsentrat cukup sebagai pendorong
perkembangbiakan mikroorganisme dalam rumen terutama bakteri selulolitik yang
mencerna serat kasar jerami.
Jerami
amoniasi dalam penyajian sebagai makanan pokok, masalah air minum sangat perlu
sekali diperhatikan. Misalnya dalam sehari seekor sapi menghabiskan 10 kg
jerami amoniasi maka berarti sapi tersebut akan memakan 8 kg bahan kering dan 2
liter air, dengan demikian maka sapi tersebut membutuhkan air minum kurang
lebih sebanyak 30 liter air untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Oleh karena itu,
bila memberikan makan ternak dengan bahan pokok jerami hendaknya sepanjang sore
dan malam hari terus tersedia air minum yang cukup.
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1.
Pemanfaatan jerami padi
sebagai pakan ternak akan lebih menguntungkan karena dapat memanfaatkan limbah
pertanian sehingga tidak terbuang percuma, disamping dapat meningkatkan
ketersediaan pakan terutama pada saat rumput sulit diperoleh.
2.
Pembuatan
silase dan amoniasi jerami dapat meningkatkan pengetahuan
peternak akan pengolahan pakan.
3.
Pemanfaatan jerami padi
sebagai bahan pembuatan silase dan
amoniasi jerami dapat direkomendasikan sebagai pakan
alternatif ternak sapi terutama di daerah penghasil padi dan pada saat musim kemarau
4.2. Saran
Pemanfaatan jerami padi melalui silase dan amoniasi
jerami sebagai pakan ternak ruminansia dapat mengurangi jumlah produksi limbah
pertanian dan sebagai alternatif yang bisa memecahkan persoalan mengenai pakan
saat musim kemarau.
------SEKIAN------
>>M.A<<
Slot Games for Windows XP, MAC - DrmCD
ReplyDelete› 화성 출장샵 windows-pc-latest- › windows-pc-latest- Feb 21, 2017 화성 출장샵 — 포항 출장안마 Feb 21, 2017 The Best Windows Game Online. · Windows 8 춘천 출장안마 Ultimate. · 강릉 출장안마 Windows 8 Laptop.